Berita Boleh Lama, Tapi Masih Perlu Di Ingat Untuk Umat ISLAM....
ASTAGHFIRULLAH
Guru Besar UIN: Rasulullah Sudah Meninggal, Al Qur’an Perlu Direvisi
Pernyataan Guru Besar UIN Makassar, Prof. Dr. HM. Qasim Mathar sangat memukul perasaan umat Islam.
Bertempat di Lecture Theater UIN
Alauddin, Kamis (21/06/2012), sekitar pukul 10.00 WITA – 13.00 WITA,
pegiat #IndonesiaTanpaJIL wilayah Makassar yang bekerja sama dengan
BEM-Fakultas Ilmu Kesehatan mengadakan diskusi tentang Islam Liberal
dengan menghadirkan dua pembicara yang memiliki latar belakang pemikiran berbeda antara yang menolak Islam Liberal dengan yang mendukung liberalisme Islam.
Di kubu anti JIL diwakili oleh Akmal
Sjafril, MPd.I, sedangkan di kubu pro JIL diwakili oleh Guru Besar
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UIN Alauddin Makasar Prof. Dr.
HM. Qasim Mathar.
Memulai pembicaraan mengenai definisi
agama, Prof. Qasim membuat beberapa pernyataan yang menodai agama Islam
dan kontroversial. Diantara pernyataan-pernyataan kontroversial lulusan
program Doktor IAIN Jakarta itu antara lain adalah:
- “Tidak akan kafir seseorang yang agamanya Islam walaupun dia melenceng dari ajaran2 akidah Islam,” katanya seperti disampaikan oleh Zilqiah Angraini, salah seorang pegiat #IndonesiaTanpaJIL melalui akun Twitter.
- “Jangan teriak kafir kepada sesama umat Islam,” kata guru besar Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UIN Alauddin Makasar itu.”
- “Orang beragama itu ibarat lagi main bola di lapangan, bola itu kamu tendang kemana bolanya ngga akan kafir.”
- “Jangan membatasi penafsiran Al Quran karena generasi ke depan lebih jago daripada generasi yang zaman dulu.”
- “Seharusnya dalam Islam tidak usah ada istilah poligami, karena pernikahan sempurna itu hanya monogami.”
- “Kalau masyarakat aman-aman saja dengan kehadiran Islam liberal, ya jangan ganggu lagi kenyamanan masyarakat itu.”
- “Tuhan tidak pernah ada di depan kita, tidak pernah ada di kursi MPR. Kedaulatan bukan di tangan Tuhan.”
- “Sains itu bergerak ke depan bukan ke belakang. Islam juga harusnya begitu.”
- “Yang mengaku menjadi Nabi setelah Nabi Muhammad, ya terserah dia. itu tandanya dia mau direkam sejarah. Jadi biarkan saja.”
- “Rasulullah sudah meninggal, isi Al Qur’an perlu direvisi karena sudah tidak cocok lagi.”
Lebih
lanjut, Prof. Qasim juga mengatakan bahwa sekarang Nabi sudah tidak
ada. Menurutnya, hanya menjadi sebuah mimpi saja jika umat Islam hendak
menyeragamkan pemahaman mengenai Islam.
Guru Besar yang mengaku sebagai aktivis Syiah itu juga menjelaskan karena
Rasulullah sudah meninggal, maka ia mengatakan bahwa isi Al Quran perlu
direvisi karena menurutnya sudah tidak cocok lagi dengn zaman.
Ia menyatakan tidak peduli dengan orang
yang mau puasa atau tidak, mau berlebaran kapan. “Biarkan saja, karena
Islam itu adil,” kata profesor kelahiran Makassar pada tanggal 21
Agustus 1947 itu seperti dilaporkan Zilqiah.
Prof. Qasim yang pro JIL berpesan agar
umat Islam tidak usah ditanamkan dan tidak perlu disatukan, ia
menyarankan agar berhenti memikirkan mengajak orang untuk bersatu.
Sang Guru Besar Sejarah dan Pemikiran
Islam itu kemudian menutup statement-nya dengan kalimat, “jangan mimpi
dan sibuk mikirin untuk menyeragamkan umat muslim. capek nanti.”
Kegiatan diskusi tentang Islam Liberal
Kamis siang (21/06/2012) ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan
kepada pembicara. Kepada Prof. Dr. Qasim Mathar, panitia memberikan
kenang-kenangan salah satunya berupa kaos #IndonesiaTanpaJIL.
Sumber Berita : http://www.citizenjurnalism.com/